Sunday, December 30, 2012

Mana yang pahalanya lebih besar dalam membaca dan mendengar ayat Al-Qur'an? -Tanya jawab Ma'had 5 April 2010-

799. Apa doa-doanya supaya mendapat pahalanya mendengarkan bacaan Al-Qur'an walau tidak mengerti artinya? Yang membaca ya tidak tahu maknanya habis membaca selesai dan yang dilakukan ajaran-ajaran non islami. Dan yang tidak bisa membaca Al-Qur'an tapi mau mendengarkan ngaji Al-Qur'an dan Sunnah, tapi dia tekun menganut tuntunan Rasul Muhammad SAW. dan menjauhi perbuatan musyrik. (pertanyaan mBah Tripoan dari Rengel Tuban, 5 April 2010)

Jawab:
Ketahuilah sesungguhnya Al-Qur'an yang mulia ini, kitab yang pernuh berkah. Seperti firman Allah SWT:
 كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِّيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ

Al-Qur'an itu kitab yang kami menurunkannya kepadamu muhammad, yang diberi berkah supaya kamu semua merenungkan ayat-ayat Allah dan agar mendapatkan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal sehat.  (Q.S. Shaad:29)

Jadi yang lebih utama orang baca Al-Qur'an itu mengerti apa maksud yang dibaca dan bisa mengambil pelajaran dari apa yang dibaca itu. Tapi meskipun begitu, orang itu tetap diberi pahala atas membacanya Al-Qur'an sama halnya dia paham artinya atau tidak. Membaca tidak mengerti artinya diberi pahala, mendengar tidak mengerti artinya diberi pahala, sudah tentu pahalanya tidak seperti yang membaca dan mengerti artinya. Tetapi tidak patut bagi seorang mukmin kalau dia membaca Al-Qur'an yang dia dibebani untuk mengamalkan Al-Qur'an itu tanpa memahami artinya.

Misalnya seseorang apabila ingin belajar soal ilmu medis misalnya, dan dia mempelajari kitab-kitab tentang medis, maka dia tidak mungkin bisa mengambil faidah dari kitab-kitab itu sehingga dia paham arti kitab-kitab itu. Dan dia mau membeberkan makna kitab itu bahkan dia mempunyai keinginan sepenuhnya untuk memahami artinya untuk menerapkan ilmu kedokteran tadi. Padahal itu ilmu kedokteran saja, coba bayangkan kalau itu kitab Allah SWT., yang Al-Qur'an itu merupakan obat untuk apa saja yang dihati manusia, dan untuk pelajaran bagi manusia kalau ada orang baca tanpa merenungkan artinya dan tanpa memahami isinya pada makna ayat yang dibacanya itu, jadi kurang patut sekali kalau seperti itu. Jadi kita dituntut kita terus dituntut untuk belajar sampai setiap baca Al-Qur'an kita bisa memahami, itu lebih besar pahalanya.

Karena ini para sahabat r.a. tidak pernah melewati sepuluh ayah dalam mempelajari Al-Qur'an itu sehingga mereka mempelajari sepuluh ayat itu, mendapatkan ilmunya dan melaksanakannya. Karena itu pula ketika Abdullah bin Umar mau khatam(menamatkan) Al-Qur'an dalam waktu sehari semalam tidak boleh oleh Nabi SAW. Kalau mau khatam cepat, paling cepat 3 hari. Kalau bisa jangan 3 hari, satu Bulan sekali yang dianjurkan oleh Nabi, artinya sehari satu Juz, untuk bisa memahami isinya dan bisa mengamalkannya.

Maka seorang muslim tetap mendapat pahala dan mendapat ganjaran atas bacaannya Al-Qur'an, sama halnya dia faham artinya atau tidak faham, cuma pahalanya akan berbeda-beda seperti yang dijelaskan tadi. Tetapi patut seorang muslim/mukmin itu mempunyai keinginan keras untuk memahami arti Al-Qur'an. Apalagi sekarang sudah diberi kemudahan dengan banyaknya Al-Qur'an berterjemah. Dan hendaknya menerima arti-arti dari Al-Qur'an itu dari ulama-ulama yang bisa dipegangi dari ilmu mereka dan ulama yang memiliki amanat pada mereka itu. Kalau tidak bisa mendapat seorang alim yang bisa memahami Al-Quran dan maknanya maka kembalilah kepada kitab-kitab tafsir yang bisa dipegangi seperti tafsir Imam Ibnu Jarir dan tafsir Ibnu Katsir dan yang lainnya.

Orang yang mendengarkan dan dia mengamalkan apa yang dia dengarkan itu dan dia mengikuti/menyontoh kepada Rasulullah SAW dan dia tidak mempersekutukan Allah dengan suatu apapun itu sangat lebih utama daripada orang yang membacanya dan orang yang mendengarnya tetapi dia tidak faham sama sekali artinya.

No comments:

Post a Comment