Tuesday, March 11, 2014

Mengapa Nabi SAW tidak meminta kekayaan atau kekebalan dan mengapa beliau tidak pernah cekcok dalam rumah tangganya ? -Tanya jawab Ma'had 7 Juni 2010-

1064. Dari Mbah Sumantri di Popohan Rengel, Tuban:
Ustadz, betulkah tidak ada rahasia di hati Rasulullah SAW yang mulia ini:
1. Dilahirkan ke dunia dalam keadaan anak yatim dan miskin, sampai menerima wahyu sampai menjadi pemimpin dunia dengan keadaan buta huruf.
2. Apa sebabnya Rasulullah SAW yang mulia tidak pernah minta kaya kepada Allah dan diwaktu perang tidak pernah minta kebal badannya ? Mengapa pemimpin sekarang tidak ada yang meniru, malah minta kebal hukum.
3. Istri beliau lebih dari satu, tetapi tidak pernah terdengar di hadits beliau cekcok rumah tangganya ? Mengapa umatnya istri satu saja sering cekcok.

Jawab:
1. Pernyataan Mbah Sumantri tadi, betul tidak ada rahasia tentang Nabi itu sebagai anak yatim, bahkan diumumkan oleh Allah SWT di dalam surat Adh-Dhuha ayat 6-8:
أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًا فَآوَىٰ . وَوَجَدَكَ ضَالًّا فَهَدَىٰ . وَوَجَدَكَ عَائِلًا فَأَغْنَىٰ

Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu? Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.

Dan juga disebutkan dengan Firman Allah di surat Al-A’raf ayat 156-157:
وَاكْتُبْ لَنَا فِي هَٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ إِنَّا هُدْنَا إِلَيْكَ قَالَ عَذَابِي أُصِيبُ بِهِ مَنْ أَشَاءُ وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ فَسَأَكْتُبُهَا لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَالَّذِينَ هُم بِآيَاتِنَا يُؤْمِنُونَ . الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الْأُمِّيَّ الَّذِي يَجِدُونَهُ مَكْتُوبًا عِندَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنجِيلِ يَأْمُرُهُم بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ إِصْرَهُمْ وَالْأَغْلَالَ الَّتِي كَانَتْ عَلَيْهِمْ فَالَّذِينَ آمَنُوا بِهِ وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ وَاتَّبَعُوا النُّورَ الَّذِي أُنزِلَ مَعَهُ أُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

Dan tetapkanlah untuk kami kebajikan di dunia ini dan di akhirat; sesungguhnya kami kembali (bertaubat) kepada Engkau. Allah berfirman: "Siksa-Ku akan Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami". (Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka itulah orang-orang yang beruntung.

2. Nabi tidak pernah meminta untuk kaya, sesuai dengan firman Allah dalam surat Asy-Syura ayat 27:
وَلَوْ بَسَطَ اللَّهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ لَبَغَوْا فِي الْأَرْضِ وَلَٰكِن يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَّا يَشَاءُ إِنَّهُ بِعِبَادِهِ خَبِيرٌ بَصِيرٌ

Dan jikalau Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.

Juga Nabi tidak pernah meminta kebal, karena hidup mati itu di tangan Allah. Dan kalau seorang muslim itu meninggal dalam perjuangan, dia mendapat keutamaan sebagai syuhada. Karena itu malah para sahabat kalau tidak ikut perang menyesal, seandainya ikut perang dan mati syahid, jadi orang yang paling utama. Sesuai dengan firman Allah dalam surat Ad-Dukhan ayat 7-8:
رَبِّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا إِن كُنتُم مُّوقِنِينَ . لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ يُحْيِي وَيُمِيتُ رَبُّكُمْ وَرَبُّ آبَائِكُمُ الْأَوَّلِينَ

Tuhan Yang memelihara langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, jika kamu adalah orang yang meyakini. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menghidupkan dan Yang mematikan (Dialah) Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang terdahulu.

Ini ada contoh konkrit yang ada hubungannya dengan abah saya. Dulu pada waktu pertempuran di surabaya (agresi militer belanda), malam hari diumumkan di radio yang waktu itu radio sekecamatan cuma ada satu di kecamatan saja, bahwa seorang kiai dijatuhin bom oleh pesawat terbangnya belanda sampai 8 bom, tapi tidak apa-apa. Begitu mendengar kiai Amin mau pulang, orang di sekitar daerah saya itu berdatangan di pondok tunggul sana, sampai ribuan orang. Begitu beliau datang, heran beliau kenapa koq banyak orang kumpul sebanyak ini. Setelah masuk rumah, ada duta dari orang-orang yang berkumpul itu, bahwa mereka berkumpul mau minta berkah kepada pak kiai sebab beliau dibom tidak mempan dan masih hidup. Beliau masuk ke dalam, tidak menghiraukan permintaan itu. Setelah beliau shalat Isya, makan, dan sebagainya, beliau keluar dan berpidato: saudara-saudara ini perlu memperbaharui iman, koq ada minta kedotan (kekebalan) apa dasarnya ? Karena sebenarnya tidak ada orang bisa kebal, mati dan hidup itu hanya di tangan Allah. Banyak orang yang menangis karena pidato itu dan akhirnya ribuan orang itu pulang kembali ke desa masing-masing. Ternyata ada 3-4 orang santri yang di samping mau minta kedotan, bilang pada pak kiai bahwa mereka pernah pergi ke Parakan untuk mencari kekebalan itu.  Santri-santri itu dimarahi sebelum beliau berangkat lagi ke Surabaya: “Akalmu di mana ? yang namanya bom dari atas dari besi dan sebesar itu , kalau kena pasti hancur siapa pun itu. Kalau sampai orangnya tidak apa-apa ya karena tidak tepat sasaran atas kehendak Allah” , kemudian disuruh ngusung pasir satu orang 25 karung untuk menguruk halaman masjid. Selain itu disuruh istighfar semalam suntuk tidak boleh berhenti, dan diawasi. Kalau mereka tidak istighfar akan ditambah lagi hukumannya. Begitu kerasnya beliau mengajarkan tentang iman.

Adanya sebagian besar mereka tidak mau meneladani kepada Rasulullah SAW karena mereka itu kurang memperdulikan kitab Allah dan sunnah Rasulullah SAW, dan mereka kurang mengenal Nabi dengan sebenar-benarnya.

3. Kalau Nabi SAW cekcok, umatnya akan jadi seperti apa. Karena itu Allah menyatakan dalam surat Al-Ahzab ayat 21:
لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
Dan rumah tangga Nabi SAW banyak digambarkan dalam surat Al-Ahzab ini, bagaimana bentuk dan cara membangun keluarga yang kata orang sekarang keluarga sakinah, mawaddah wa rohmah.

Wallahu A’lam.

No comments:

Post a Comment