Tuesday, February 5, 2013

Apakah shalawat menggunakan Sayyidina ? Bolehkah bepergian di hari kematian Ayah ? -Tanya jawab Ma'had 13 Mei 2010-

989. Dari bpk Muhammad Ngadnan di Garas Brambang: 1. Ustadz, bagaimana yang benar membaca shalawat dalam shalat memakai sayyidina atau tidak ? karena saya tidak pernah memakai sayyidina, mohon dijelaskan. 2. Kata orang-orang setiap hari kematian ayahnya atau keluarganya tidak boleh bepergian jauh atau menanam sesuatu. Apa hukumnya yang demikian itu ?

Jawab:
Mudah-mudahan Allah selalu membimbing Anda dan kita semuanya kepada apa yang dicintai oleh Allah dan diridhai-Nya.

1. Nabi SAW pernah ditanya dari hal caranya bershalawat kepada Nabi, maka beliau menjawab dengan memerintahkan dalam sabda beliau: Ucapkanlah
اللهم صل على محمد وعلى ال محمد كما صليت على ابراهيم و على ال ابراهيم انك حميد مجيد ، اللهم بارك على محمد وعلى ال محمد كما باركت على ابراهيم و على ال ابراهيم انك حميد مجيد

Allahumma shalli 'alaa muhammadin wa 'alaa aali muhammadin kamaa shallaita 'alaa ibraahiim wa 'alaa aali ibraahiim innaka hamiidun majiid, Allahumma baarik 'alaa muhammadin wa 'alaa aali muhammadin kamaa baarakta 'alaa ibraahiim wa 'alaa aali ibraahiim innaka hamiidun majiid

Dan banyak lagi riwayat, semua shalawat yang diajarkan Nabi satu pun tidak ada lafadz sayyidina. Jadi Anda tidak pakai sayyidina itu yang betul. Sebab begitulah yang diajarkan oleh Nabi. Oleh karena itu, lafadz sayyidina tidak disyari'atkan sesuai ajaran Nabi dalam soal membaca shalawat tadi.

Firman Allah SWT di surat Ali Imran: 31
قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Jadi kalau Anda cinta Allah, Nabi Muhammad menyuruh Allahumma shalli 'alaa muhammad… dan seterusnya, ikutilah seperti itu jangan ditambahi dan juga jangan dikurangi.

Al Imam Hafidz ibnu Hajar (salah satu tokoh dari Madzhab Syafi'i yang menghafal 100ribu hadits dengan sanadnya) menyatakan sebagai jawaban pertanyaan dari sifatnya bershalawat kepada Nabi SAW di dalam shalat atau pun di luar shalat, sama halnya shalawat yang dianggap wajib dan dianggap sunat, beliau ditanya begini: Apakah disyaratkan di dalam baca shalawat itu untuk memberi sifat Nabi dengan sayyidina ? Maka beliau menjawab: Betul mengikuti lafadz yang diajarkan Nabi itu lebih kuat/rajih dan tidak bisa dikatakan Rasulullah mengajarkan shalawat tanpa sayyidina itu karena Rasulullah tawadhu' sehingga kita mesti menambah sendiri. Sebagaimana kalau kita mengucapkan nama Nabi kita dianjurkan menambahkan shallallahu 'alaihi wa sallam, itu dianjurkan kepada umatnya juga tidak pakai sayyidina. Imam Ibnu Hajar menyatakan seumpama memakai sayyidina itu adalah yang kuat pasti hal itu datang dari para sahabat, kemudian dari para Thabi'in, padahal kami tidak menemukan satu pun dari peninggalan-peninggalah sahabat dan Thabi'in. Beliau kemudian menyatakan: Hal ini saya kemukakan karena apa yang datang dari para sahabat itu banyak sekali shalawat tetapi satu pun tidak terdapat yang memakai sayyidina.

Imam Nawawi menyatakan yang sama dengan Iman Ibnu Hajar. Ini disebut dalam kitab Sifatush Shalatin Nabi halaman 187-191, yang saya kutip di atas adalah ringkasannya saja.

2. Jangan dituruti kata orang yang melarang kita untuk bepergian atau menanam sesuatu di hari kematian ayahnya, karena Nabi melarang begitu: Tidak ada penularan dan tidak ada "rasa sial" di dalam ajaran islam. HR Ahmad, Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam At-Tirmidzi dan Imam Ibnu Majah dari Sahabat Anas ra.

Wallahu A'lam bish Shawab

No comments:

Post a Comment